Selasa, 21 Desember 2010

Cemburu


Ingin kubunuh pacarmu saat dia peluk tubuh indahmu
Di depan teman-temanku
Makan hati jadinya cantik
Aku cemburu...

Sepenggal lirik lagu Band Dewa ini tentu saja sangat familiar di telinga kita. Yup. Lagu tersebut menceritakan tentang seseorang yang dilanda rasa cemburu karena kekasih yang dicintainya justru memilih bersama orang lain.
Sederet lagu ber'tema'kan cemburu akan sangat mudah kita temukan, termasuk lagu yang saat ini hits di kalangan remaja, Cemburu Menguras Hati, yang dipopulerkan oleh bintang muda Vidi Aldiano.


Sebegitu menarik kah 'cemburu' di kehidupan kita?

Cemburu didefinisikan sebagai rasa kurang percaya; curiga (karena iri hati). Cemburu juga dapat diartikan sebagai "merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung dsb; sirik".
Perasaan cemburu bersumber dari dalam individu itu sendiri. Rasa tidak senang terhadap apa-apa yang dimiliki orang lain dapat memicu rasa cemburu, begitu juga rasa tidak percaya terhadap seseorang.

Sebagian orang berpendapat bahwa cemburu adalah bumbunya cinta. Memang faka ini tidak sepenuhnya salah. Tapi cemburu yang tidak beralasan akan menimbulkan efek negatif yang lebih banyak dibandingkan positifnya. Lha wong masak saja kalau terlalu banyak bumbu juga menjadi tidak lezat.

Jadi, boleh atau tidak kita cemburu?
Let's think. 
Cemburu pasti lah ada sebabnya. Kalau tidak ingin kecemburuan kita di-judge tidak beralasan, alangkah baiknya kita berpikir dulu sebelum cemburu, "Apa sih penyebab atau hal yang akan kita cemburui?". Kalau dirasa rasional, maka bolehlah kita lanjut ke tahap cemburu.
Kalau sudah cemburu, biasanya tidak lepas dengan yang namanya emosi. Di sinilah kita juga harus benar-benar kontrol emosi. Perasaan yang meluap-luap akibat cemburu sebaiknya diredam agar tidak berakibat fatal. Banyak sekali lho kasus pembunuhan lantaran cemburu.

Finally, cemburu itu sah-sah saja selama masih berada di ambang kewajaran.
Keseimbangan neraca kecemburuan harus dijaga agar tidak berat sebelah. 
Toh hidup tanpa rasa cemburu bagaikan sayur tanpa garam.

1 komentar:

  1. hahaha..., paragraf trakhirnya lucu bgt sih yosh...
    hidup tanpa cemburu bagai sayur tanpa garam..., g jg kali...
    hehe....
    tapi memang itulah manusia..., itu fitrah kok...
    cemburu antar pertemanan.... cemburu antar pasangan...., cemburu lahir dari iri hati..., karena ikhlas dan ketulusan memang susah dilakukan....
    sah-sah aja asal tidak merugikan org lain toh..., hehe

    BalasHapus