Sabtu, 25 Desember 2010

Nice Trip Ujung Barat sampai Ujung Timur

Euforia pulang kampung sudah aku rasakan jauh-jauh hari. Tapi begitu melihat ransel yang masih kosong, rasanya begitu malas. Aku sangat membenci hal yang satu ini: packing. Dengan ogah-ogahan aku melakukan juga ritual wajib satu itu. Dua buah tas ransel pun berhasil aku penuhi setelah beberapa lama.

Pukul sebelas siang aku bersiap-siap dengan ritual berikutnya: mandi (dengan ogah-ogahan juga). Selesai mandi aku langsung mengenakan kostum bepergian, kaos oblong belel plus celana jeans warna biru. Sejam berikutnya, aku sudah siap pulang kampung dengan gaya mentereng. 

Sembari menunggu suara adzan bergeama, aku kembali mengecek barang bawaan. Baru setengah bagian proses pengecekan barang, handphoneku berdering. Ternyata panggilan dari teman kakakku, yang memfasilitasi aku pulang kampung dengan cuma-cuma. Si mbak bilang agar aku bersantai dulu saja, karena kita tidak jadi berangkat pukul dua siang, tetapi pukul empat. Fiuwh. Tahu begini, aku tidak usah terlalu buru-buru. Alhasil, kubongkar lagi semua dandananku. Toh masih lama. Lumayan lah bisa buat tidur.

Gegoletakan di depan tivi ditambah dengan bercanda dengan teman kosan membuatku lapar. Akhirnya kuputuskan untuk memesan makanan ke si teteh, delivery order khusus buat anak-anak kosan. Belum sampai datang pesanan, handphoneku berdering. Dan lagi-lagi dari si mbak. Kalau tadi dia menyuruhku bersantai dulu, sekarang sebaliknya. Aku disuruh berangkat saat itu juga karena bus berangkat pukul tiga. setengah shock aku pun mengenakan kembali kostumku. Selesai berdandan, aku makan makanan pesanan dari si teteh, tanpa mengindahkan kaidah mengunyah 33 kali. 

Secepat kilat aku berangkat, berharap jalanan lancar. Sepanjang jalan si mbak terus-terusan telefon, mengecek aku berada di mana. Sebal rasanya. Jadi agen perjalanan kok ga profesional. Menyusahkan orang saja. Entah sudah berapa kali si mbak telefon, yang pada akhirnya menyuruhku naik ojeg. Sepanjang sisa perjalanan aku celingak-celinguk mencari pangkalan ojeg. Setelah menemukan taret yang aku cari, aku langsung turun dari angkot dan beralih ke jasa tukang ojeg. Sungguh terlalu. Di tengah siang yang begitu terik, aku harus naik ojeg dengan jarak lebih dari 20 km. Heeeuuu,,,salah apa aku ini. 

Sampai agen perjalanan sudah hampir pukul empat, yang berarti sekitar dua jam aku menempuh perjalanan. Sebal, kesal, dan merasa tidak enak dengan penumpang yang lain. Ketika aku sampai, penumpang yang lain ikut masuk ke dalam bus dan bus langsung diberangkatkan. Aku malu, tapi aku juga marah. Si agen terus-terusan minta maaf. "Dan memang itulah yang pantas mereka lakukan", pikirku.

Perjalanan begitu menyenangkan. Sangat jarang aku pulang kampung menggunakan jasa angkutan bus. Biasanya aku hanya melihat sawah-sawah ketika perjalanan dengan kereta, dan sekarang aku bebas memperhatikan jalanan kota-kota. Nice trip.
   
Entah pukul berapa perjalananku sampai di hutan lebat dengan jalanan meliuk-liuk. Alas Roban, begitu setahuku mereka menyebutnya. Gelap. Membuat bulu romaku terus-terusan berdiri. Ketakutanku bertambah ketika pak sopir menginjak pedal gasnya lebih dalam. Aduh pak sopir, ampun deuh. Ini jalan sudah sempit, berkelok-kelok, kok ya maksa buat nyalip.

Sekitar pukul enam pagi, bus sampai kota Solo. Tanpa dinyana-nyana, semua penumpang disuruh turun. Lhoh? Ternyata harus ganti bis. "Busnya perlu dibersihin", begitu kata awak busnya. Sangat tidak masuk akal.
Berbondong-bondonglah para penumpang pindah bis. Aroma kecurigaan langsung tercium hidungku: kursi lebih keras, no blanket, toilet gelap, dan AC tidak bisa dimatikan atau dikecilkan. 

Beberapa jam lamanya aku merasakan ada di dalam kulkas. Dingin setengah mati. Beberapa waktu berikutnya bayi-bayi di dalam bis mulai meraung-raung. Jelas karena satu alasan. Kedinginan. Ada satu ibu dan bayinya berada di belakang kursiku. Si bayi terus-terusan nangis, sampai akhirnya aku suruh si ibu pindah ke tempatku, karena ternyata di tempat  si ibu lebih dingin lagi. Aku teringat kalau aku membawa kain pantai. Lumayan lah untuk penghangat si bayi. Seorang ibu yang lain menyeletuk dari belakang, "itu laper mbak bayinya". Dan si ibu bayi bingung dan tampak kerepotan. Akhirnya aku lagi yang turun tangan. Seumur-umur, baru kali ini aku membuatkan susu bayi selama perjalana. Pengalaman baru yang menyenangkan.

Akhirnya sampailah aku di kota Nganjuk tercinta. Dengan tangan berkerut-kerut kedinginan, aku bersemangat turun dari bus. 
Nice trip Bogor-Nganjuk, dari ujung barat sampai ujung timur.

Selasa, 21 Desember 2010

Cemburu


Ingin kubunuh pacarmu saat dia peluk tubuh indahmu
Di depan teman-temanku
Makan hati jadinya cantik
Aku cemburu...

Sepenggal lirik lagu Band Dewa ini tentu saja sangat familiar di telinga kita. Yup. Lagu tersebut menceritakan tentang seseorang yang dilanda rasa cemburu karena kekasih yang dicintainya justru memilih bersama orang lain.
Sederet lagu ber'tema'kan cemburu akan sangat mudah kita temukan, termasuk lagu yang saat ini hits di kalangan remaja, Cemburu Menguras Hati, yang dipopulerkan oleh bintang muda Vidi Aldiano.


Sebegitu menarik kah 'cemburu' di kehidupan kita?

Cemburu didefinisikan sebagai rasa kurang percaya; curiga (karena iri hati). Cemburu juga dapat diartikan sebagai "merasa tidak atau kurang senang melihat orang lain beruntung dsb; sirik".
Perasaan cemburu bersumber dari dalam individu itu sendiri. Rasa tidak senang terhadap apa-apa yang dimiliki orang lain dapat memicu rasa cemburu, begitu juga rasa tidak percaya terhadap seseorang.

Sebagian orang berpendapat bahwa cemburu adalah bumbunya cinta. Memang faka ini tidak sepenuhnya salah. Tapi cemburu yang tidak beralasan akan menimbulkan efek negatif yang lebih banyak dibandingkan positifnya. Lha wong masak saja kalau terlalu banyak bumbu juga menjadi tidak lezat.

Jadi, boleh atau tidak kita cemburu?
Let's think. 
Cemburu pasti lah ada sebabnya. Kalau tidak ingin kecemburuan kita di-judge tidak beralasan, alangkah baiknya kita berpikir dulu sebelum cemburu, "Apa sih penyebab atau hal yang akan kita cemburui?". Kalau dirasa rasional, maka bolehlah kita lanjut ke tahap cemburu.
Kalau sudah cemburu, biasanya tidak lepas dengan yang namanya emosi. Di sinilah kita juga harus benar-benar kontrol emosi. Perasaan yang meluap-luap akibat cemburu sebaiknya diredam agar tidak berakibat fatal. Banyak sekali lho kasus pembunuhan lantaran cemburu.

Finally, cemburu itu sah-sah saja selama masih berada di ambang kewajaran.
Keseimbangan neraca kecemburuan harus dijaga agar tidak berat sebelah. 
Toh hidup tanpa rasa cemburu bagaikan sayur tanpa garam.

Jumat, 10 Desember 2010

Meiosis, sebuah Mesin Pengacak

Tidak ada satu individu pun yang sama di dunia ini. Bahkan dua orang yang kembar identik akan mempunyai  perbedaan apabila dianalisis lebih seksama. Hal ini pasti membuat banyak orang bertanya-tanya. Bagaimana bisa si kembar yang berasal dari orang tua yang sama, berkembang dalam satu rahim ibu yang sama, tetapi tumbuh menjadi individu yang berbeda. 

Teori pewarisan sifat pertama yang secara ilmiah dapat diakui adalah teori yang dikemukakan oleh Mendel pada tahun 1865. Mendel mengemukakan teorinya berdasarkan hasil percobaan persilangan antara berbagai varietas kacang kapri (Pisum sativum). Kesimpulan terpenting dalam percobaan Mendel yaitu pewarisan sifat dibawa melalui suatu faktor hereditas, yang kemudian disebut gen. Hukum segregasi dan hukum asortasi yang dikemukakan oleh Mendel telah menggantikan teori yang ada pada saat itu, yaitu teori pewarisan melalui percampuran (blending inheritance) (Jusuf 2001).

Manusia mempunyai ribuan gen, jumlahnya diperkirakan mencapai lima puluh ribu hingga seratus ribu gen. Kumpulan gen-gen yang terdapat di setiap sel organisme disebut sebagai genom. Gen-gen tersebut menyandikan berbagai protein dan dan rRNA serta tRNA (Tjahjoleksono 2009). Gen-gen dalam organisme terdapat di dalam kromosom, yang akan bersegregasi dan berasortasi secara bebas ketika terjadi pembelahan meiosis.

Meiosis merupakan pembelahan sel yang bertujuan membentuk sel kelamin (gemetogenesis). Gen-gen yang diperkirakan mencapai seratus ribu pada manusia mempunyai peluang yang sangat besar untuk terjadinya pengacakan selama meiosis. Pada prinsipnya meiosis dapat dibagi ke dalam dua periode pembelahan, yaitu pembelahan I dan pembelahan II. Setiap periode pembelahan dibagi lagi menjadi profase, metafase, anafase, dan telofase.


Gambar 1 Meiosis.
Profase merupakan periode kondensasi DNA atau kromosom.  Pada tahapan ini terjadi penebalan dan pemendekan kromosom. Kromosom yang sudah menebal kemudian berpasangan dengan kromosom homolognya. Pasangan kromosom homolog ini kemudian membentuk bivalen, yang memungkinkan terjadinya pertukaran ruas antar kromosom. Adanya pindah silang bermanfaat untuk menghasilkan kombinasi baru sehingga diperoleh keragaman genotipe. Pindah silang ini terjadi secara acak, gen yang satu dapat bertukar secara bebas dengan gen yang terletak pada kromosom lain. Tahapan inilah yang bertanggung jawab pada keragaman makhluk hidup.

Gambar 2 Crossing over.

Pengacakan gen-gen yang terdapat di dalam kromosom pada proses meiosis akan menghasilkan banyak sekali kombinasi. Sel gamet yang dihasilkan (ovum dan sperma) mempunyai sifat yang unik satu sama lain. Dari sanalah dihasilkan individu yang berbeda, bahkan individu yang berasal dari orang tua yang sama.